Minggu, 08 Januari 2012

Salah Satu Fenomena Alam Mengenai Gunung Berapi di Indonesia


BAB I Pendahuluan

Latar Belakang

A. Pengertian Gunung Berapi

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu  sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati

B. MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka akan timbul masalah :

Pengertian Gunung Api ?
Jenis – Jenis Gunung Api?
Klasifikasi Gunung Api berdasarkan bentuknya?
Daftar Gunung Berapi
Penyebab letusan pada gunung berapi
Tipe-tipe erupsi gunung berapi

C. TUJUAN
Tujuan masalah yang dibahas dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui arti dari gunung api, bahaya dari gunung Api, dan cara menanggulanginya. Agar para penduduk di sekitar gunung berapi dapat mengetahui ciri-ciri gunung meletus sehingga dapat mengurangi kehilangan harta dan nyawa.

BAB II PEMBAHASAN

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
1.    Aliran lava.
2.    Letusan gunung berapi.
3.    Aliran lumpur.
4.    Abu.
5.    Kebakaran hutan.
6.    Gas beracun.
7.    Gelombang tsunami.
8.    Gempa bumi.

Volkanologi Volkanologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang volkano, lava, magma, dan fenomena geologi dan geofisika yang menyertainya. Kata volkanologi berasal dari bahasa Latin, vulcan, yang merupakan Dewa Api Romawi. Gunung api adalah lubang atau rekahan pada kerak bumi yang mengeluarkan magma dan gas-gas dari dalam bumi. Aktivitas volkanik meliputi keluarnya batuan yang kemudian membentuk pegunungan atau bentuk-bentuk seperti gunung dalam waktu tertentu. Gunung api pada umumnya ditemukan pada daerah-daerah pertemuan lempeng yang berjenis divergen atau konvergen. Pemekaran dasar samudera, contohnya Mid-Atlantic Ridge, merupakan contoh pegunungan yang disebabkan pertemuan lempeng divergen yang saling menjauh. Pegunungan sirkum pasifik merupakan salah satu contoh yang disebabkan oleh pertemuan lempeng konvergen. Gunung api juga bisa disebabkan oleh adanya pemekaran atau penipisan kerak bumi (yang biasa disebut gunung api intraplate non hotspot) seperti African Rift Valley dan Rhine Graben. Gunung api juga bisa disebabkan oleh mantle plumes tau hotspot, seperti yang terjadi di Hawaii, yang kejadiannya jauh dari batas lempeng. Di seluruh dunia saat ini ada ~1500 gunung api, dengan rata-rata jumlah erupsi adalah 50 erupsi yang tercatat tiap tahunnya. Dari 1500 gunung api yang tersebar di seluruh dunia tersebut, terdapat 89 yang dianggap sebagai high risk volcanoes, yaitu 89 gunung api yang sangat aktif. Hampir 50%-nya, yaitu sejumlah 42 gunung api berada di Asia, sedangkan sisanya 40 di Amerika, dan 7 di Eropa.

B.    Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya

1.    Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
2.    Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
3.    Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
4.    Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

C.    Klasifikasi gunung berapi di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.
a.    Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
b.    Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
c.    Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah

D.    Daftar gunung berapi di Indonesia

1.    Agung
2.    Api Siau
3.    Argopuro
4.    Arjuno
5.    Barujari
6.    Batur
7.    Bromo
8.    Bur ni Telong
9.    Ciremai
10.    Galunggung
11.    Gamkonora
12.    Gede
13.    Guntur
14.    Ibu
15.    Ine Like
16.    Iya
17.    Kawah Ijen
18.    Kelimutu
19.    Kelud
20.    Kerinci
21.    Krakatau
22.    Lawu                       
23.    Leuser
24.    Lokon
25.    Lurus
26.    Mahameru
27.    Merapi
28.    Raung
29.    Rinjani
30.    Sago
31.    Salak
32.    Semeru
33.    Sibayak
34.    Sinabung
35.    Singgalang
36.    Sirung
37.    Soputan
38.    Talamau
39.    Talang
40.    Tambora
41.    TandikatTangkuban Perahu
42.    Welirang
43.    Merbabu
44.    Papandayan

E.    Penyebab letusan pada gunung berapi

Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km. Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal. Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.

F.    Tipe-tipe erupsi gunung berapi

Erupsi gunung berapi adalah peristiwa keluarnya magma dari permukaan bumi. Erupsi ini biasanya terjadi di tempat yang kita kenal dengan nama gunung berapi. Erupsi tidak hanya berbentuk ledakan, tapi juga memiliki banyak variasi. Hal tersebut diakibatkan oleh tekanan gas dalam dapur magma, kekentalan (viskositas) magma, dan kedalaman dapur magma.tipe-tipe erupsi:Tipe Erupsi HawaiianNah kriteria erupsi tipe yang satu ini adalah nggak ada letusannya. Nama lainnya adalah 'efusif' atau 'lelehan', yaitu magmanya keluar langsung aja ga pake acara letusan gunung berapi, langsung meleleh keluar dari lobang kepundan gunung berapi. Peristiwa ini karena viskositas (kekentalan) magmanya yang rendah (encer), tekanan gasnya kecil, dapur magmanya dangkal.Tipe Erupsi StrombolianTipe erupsi strombolian itu biasanya diawali dengan lontaran lapili dan bom (material gunung berapi yang ukurannya > 4 mm) secara ritmik dan tinggi lontaran materialnya 10-100 meter. Setelahnya dilanjut dengan lelehan magma yang keluar bersamaan dengan semburan material piroklastik (batu beku yang membeku dengan cepat di udara). Viskositas magma tipe strombolian sedikit lebih kental ketimbang tipe HawaiiaTipe Erupsi VulkanianTipe erupsi vulkanian dicirikan dengan magmanya yang asam, yaitu magma yang mengandung banyak silikat. Viskositas magmanya cair-kental, tekanan gasnya sedang, dan dapur magmanya dangkal.

1)Tipe Erupsi Peleean Tipe ini dinamakan tipe pelee setelah meletusnya Gunung Pelee di India Barat. Magma yang keluar merupakan magma intermediet (percampuran antara magma asam dan magma basa). Magma yang dikeluarkan dari gunung ini memiliki viskositas yang tinggi. Tekanan gas cukup tinggi dan dapur magma yang dalam menyebabkan tipe erupsi gunung ini bukan efusif (lelehan) melainkan eksplosif
(ledakan)Tipe Erupsi Plinia

2)    Dua karakteristik utama adalah letusannya yang cukup kuat, erupsi gas yang terjadi secara kontinyu (terus-menerus), dan ejeksi (lontaran) batuapung dengan volume yang cukup besar. Erupsi gunung tipe plinian dapat terjadi selama seharian penuh, bahkan berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Dalam beberapa kasus erupsi tipe plinian yang pernah terjadi, setelah erupsi dalam jangka waktu yang lama tersebut terhenti maka akan terbentuk sebuah kaldera akibat runtuhnya bagian atas gunung karena dapur magma yang kosong.

G.    Mitigasi bencana gunung api :

1.    Memantau kegiatan gunungapi secara menerus.
2.    Menyediakan peta geologi, Peta rawasan kawan bencana (KRB), peta zona resiko
3.     Sosialisiasi bahaya letusan gunungapi kepada masyarakat
4.    Meningkatkan sumberdaya manusia dan pendukungnya
5.    Membangun tanggul penahan lahar
6.     Hindari tempat-tempat yang memiliki kecenderungan untuk dialiri lava dan atau lahar
7.    Perkenalkan struktur bangunan tahan api.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Gunung meletus merupakan suatu bencana alam yang sangat dasyat. Sudah banyak manusia yang tewas pada bencana alam ini. Pada saat terjadi gunung meletus banyak bahaya langsung yang dirasakan penduduk sekitar yaitu leleran lava, aliran piroklastik/ awan panas, jatuhan piroklastik, lahar letusan, dan gas vulkanik beracun. Bahaya sekunder yang terjadi pada saat atau setelah terjadi gunung meletus yaitu lahar hujan, banjir bandang, dan longsoran vulkanik.

B. Saran
Sebaiknya di setiap gunung api yang masih aktif ada pos pengawasan yang dilengkapi dengan alat-alat pemantauan yang akurat. Informasikan atau komukasikan segala tanda bahaya yang diperoleh sedini mungkin kepada masyarakat atau melalui kepala desa masing-masing. Buat sirene tanda bahaya untuk mengingatkan penduduk untuk segera mengungsi bila keadaaan tambah gawat. Pembuatan sungai yang khusus untuk aliran lahar dan membuat tanggul yang kokoh untuk melindungi desa dari aliran lahar.

1 komentar: